Sunday 18 August 2013

Pengalaman Pertama Kali Menggunakan Gimp

Seperti kita ketahui Gimp dirilis dengan lisensi GNU General Public License. Gimp di gedor-gedorkan akan menjadi saingan utama Adobe Photoshop. Seringkali Gimp menjadi referensi utama bagi pengguna Photoshop yang ingin beralih ke software image editing yang freeware. Di sini saya yang sudah terbiasa menggunakan Photoshop sejak cukup lama (sekitar 8 tahun) akan mencoba menggunakan Gimp untuk pertama kalinya dalam hidup saya. 'lebay mode on'
note: di sini saya kebetulan menggunakan Gimp 2.8.6 dan Photoshop CS6

Jujur saat pertama kali menggunakannya saya cukup 'kagok' walau secara sepintas toolsnya sepertinya banyak kesamaan dengan Photoshop, tapi letak dan iconnya kan berbeda :p. Sehingga membuat saya harus membaca keterangannya. Bahkan ketika saya harus mem'paste printscreen dan save kedalam jpg saja saya cukup kebingungan, karena hasil exportnya malah selalu png 'wedew'.

Tampilan utama Gimp

Saat saya mencoba mencari dimana letak Adjustments Image (Contrast, Color Balance, dsb) saya juga kebingungan mencarinya, dalam hati saya bilang "kok di menubar image gak ada ya?". Setelah dicari ternyata ada di menubar Colors rupanya.. hahaha

Saya mencoba melakukan sedikit manipulasi warna

Saya pun beralih ke efek Filters ternyata sebagian besar terlihat mirip dengan Photoshop, efek Blur, efek Noise, Sharpen, dsb.. Sepertinya Gimp benar-benar ingin meniru Photoshop secara garis besar.

Saya mencoba menambahkan efek filter lens flare

Saya semakin penasaran untuk utak-atik. Ternyata benar dugaan saya, bahwasanya Gimp seolah-olah seperti Photoshop freeware edition :D. Langkah-langkah editing dan manipulasi umum yang biasa kita pakai di Photoshop sebenarnya bisa kita terapkan dan sesuaikan di Gimp.

Mencoba membuat efek drawing

Masalah performa, entah kenapa saya merasa Gimp terasa sedikit lebih berat daripada Photoshop untuk mengolah objek yang sama. Saya juga tidak tahu pasti bagaimana performanya Gimp jika digunakan untuk mengolah projek skala besar dimana mungkin membutuhkan puluhan bahkan ratusan layer bersamaan.

Lantas, bagaimana rasanya pengalaman pertama kali menggunakan Gimp?

Di Photoshop karena saya sudah hafal shortcut dan tombolnya tentu saja saya lebih cepat dalam mengedit di Photoshop, sedangkan di Gimp karena baru pertama kali pakai jadi belum tahu betul letak tombol-tombolnya. Ini yang membuat saya sedikit agak lama mengedit. Jadi sebenernya ini hanya masalah kebiasaan.
note: sampai tulisan ini di publikasikan saya hanya baru mencoba Gimp selama 1 jam saja

Performa Gimp menurut saya juga harus ditingkatkan, sepertinya programmer Gimp masih kurang baik dalam me'manage memori dan komputer resource untuk program ciptaannya. Saya tidak tahu apakah Gimp untuk OS lain juga mempunyai masalah yang sama atau tidak, karena yang saya gunakan adalah Gimp untuk versi Windows 64bit.

Akhir kata, bukannya saya mendiskriminasikan tetapi sepertinya Gimp masih perlu dikembangkan jika ingin benar-benar menjadi pengganti utama Photoshop. Saya rasa untuk sekedar edit sehari-hari dan simple Gimp sudah sangat cukup, terlepas masalah plug-in dan filter. Tetapi untuk kalangan professional sepertinya saya saat ini masih lebih menyarankan Photoshop yang benar-benar powerful, apalagi bagi Anda yang ingin berkolaborasi dengan program Adobe lainnya.

0 comments:

Post a Comment